PALMOILMAGAZINE, PONTIANAK – Konferensi Internasional ICOP ke-2 di Pontianak menyoroti model integrasi program kelapa sawit dan peternakan sapi sebagai solusi inovatif untuk keberlanjutan dan pengembangan sektor perkebunan dan peternakan. R. M. Rustamaji, Wakil Direktur Kerja Sama dan Perencanaan Universitas Tanjung Pura, menyampaikan pidato pembuka yang menekankan pentingnya kerja sama luas dan investasi dalam mewujudkan program integrasi ini.
Konferensi ini memperkenalkan teknologi terbaru, “scaling turning,” yang dirancang untuk menghadapi tantangan dan peluang penerapan sistem integratif di kedua sektor. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi serta membawa manfaat signifikan bagi industri kelapa sawit dan peternakan.
Rustamaji menggarisbawahi bahwa program ini bertujuan mengurangi jejak karbon dan mendorong praktik ramah lingkungan, sesuai dengan upaya global melawan perubahan iklim. Model ini terinspirasi oleh hubungan simbiosis alam, yang mengedepankan harmoni antara kelapa sawit dan peternakan sapi.
Dalam sambutannya, Rustamaji menyatakan bahwa model ini merupakan bentuk kekuatan persatuan, inovasi, dan kolaborasi di tingkat global. "Konferensi ini adalah platform bagi mereka yang telah mendedikasikan waktu dan keterampilan mereka dalam bisnis yang visioner ini. Harapannya, model integrasi ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat dan negara-negara di dunia," ujarnya.
Konferensi ICOP ke-2 ini menekankan pentingnya pendekatan integratif yang diakui secara internasional, memberikan dampak signifikan melalui sinergi kelapa sawit dan sapi untuk keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.