Di tengah tuntutan global untuk meningkatkan produktivitas pangan dan keberlanjutan lingkungan, teknologi smart farming menjadi solusi inovatif bagi sektor pertanian di Indonesia. Dengan bantuan teknologi canggih seperti sensor IoT, drone, dan kecerdasan buatan (AI), smart farming menghadirkan sistem pertanian berbasis data yang membantu petani dalam mengelola lahan mereka dengan lebih efisien dan presisi.
Konsep smart farming atau pertanian cerdas memungkinkan petani untuk mengoptimalkan proses bertani, mulai dari penanaman hingga panen, serta memantau kondisi tanaman secara real-time. Misalnya, melalui sensor IoT yang ditempatkan di lahan pertanian, data terkait kelembapan tanah, suhu, dan nutrisi tanah dapat dikumpulkan secara kontinu dan akurat. Hal ini memungkinkan petani mengambil keputusan yang tepat waktu dan berbasis data untuk meningkatkan hasil produksi tanpa harus mengeluarkan biaya lebih.
Penggunaan smart farming di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Di Kabupaten Banyuwangi, misalnya, petani padi dan hortikultura telah berhasil meningkatkan produktivitas mereka hingga 25% berkat sistem sensor dan aplikasi pemantauan yang terhubung langsung dengan smartphone. “Dengan smart farming, kami dapat memantau tanaman dari jauh dan mengurangi penggunaan air dan pupuk, sehingga biaya produksi berkurang,” ujar Rizki, salah seorang petani yang menerapkan teknologi ini.
Di samping itu, penggunaan drone dalam smart farming juga semakin populer. Drone digunakan untuk memetakan lahan secara cepat dan akurat, serta menyemprotkan pestisida atau pupuk secara presisi. Dalam skala yang lebih luas, kecerdasan buatan (AI) digunakan untuk menganalisis pola pertumbuhan tanaman, mendeteksi potensi penyakit, hingga memprediksi waktu panen yang ideal.
Pada Januari 2024, Kementerian Pertanian Indonesia juga meluncurkan program Smart Farming 4.0 yang bertujuan untuk mendukung penerapan teknologi ini di berbagai daerah. Program ini memberikan pelatihan kepada para petani dan menyediakan infrastruktur teknologi yang dibutuhkan, dengan target meningkatkan produktivitas hingga 30% dalam 5 tahun mendatang. Dalam sambutannya, Menteri Pertanian menyatakan bahwa teknologi smart farming akan mempercepat pencapaian ketahanan pangan nasional sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Teknologi smart farming tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga memungkinkan efisiensi energi dan penggunaan sumber daya alam. Dengan adanya dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan pihak swasta, teknologi ini diharapkan akan menjadi standar baru dalam sektor pertanian di Indonesia dan menjadikan negara ini sebagai salah satu pelopor pertanian modern di Asia Tenggara.
Sumber: